Minggu, 26 September 2021

Aku dan Kamu

Mentari membelai perlahan Malam pergi bersama bulan Embun di jendela dan remang cahaya teman setia Dan aku disini memaku nama Di mata angin yang beda kau bahagia, sedang aku lara bersama kenangan

Senin, 02 Mei 2016

Cinta

Cinta tak pernah keluhkan masa
Baginya menanti ialah titah suci
Bahkan hujan tak bisa padamkan api
Terlelah tapi tegak bangunkan diri
Dan lihatlah tetes embun
Yang lembut menyentuh wajah
Dingin dan hidupkan lagi rasa
Yang tak pernah bisa pindah
Yang tak bisa berganti
Disinilah kita
Satu cinta
Tak lekang masa
Punthuk Setumbu

Modernisasi

Tunas nunduk-nunduk
Diam
memuja layar-layar kecil di dedaunan
Terlena
hingga lupa akan angin,
awan dan riuh hujan.

Senin, 23 April 2012

Puisi untuk Kekasih

Cinta itu datang
Dan kugenggam dengan hati
Seperti festival seribu bunga
Hari-hari berseri kembali

Biarkan embun ini turun menyentuh hati yang lama sunyi
Biarkan parasnya menyapu peluh dan sisa-sisa luka yang mungkin membekas

Tahukah...?
Dirimu penantian panjangku
Sosok terindah yang mengisi ruang-ruang hati

Terima kasih untuk cintamu itu
Kan kubalas dengan cinta pula
Cinta yang kan kujaga hingga hilang raga
Karena kini cintaku, kamu

Cinta...
Kau lembaran baru yang membawa senyuman bahagia
Kau anugerah terindah
Kau peri cintaku
Kekasih tercinta
Dan pemilik hatiku

Kamis, 05 Mei 2011

Puisi Perpisahan

Entah mengapa ada perbedaan

Yang memisahkan cinta yang kukira besar kuasanya

Dan sekarang,

kupejamkan mata pada sebuah lamunan kehilangan

Kamu, Aku

Kita tak punya daya mengelak semua coba



Perbedaan adalah sebuah batas yang jauh

Terlampau jauh

hingga kau dan aku takkan bisa tempuh

Kamu, Aku

Kita pernah menjadi satu dalam cinta yang tak kunjung pasti

Hingga hela nafas

Roda waktu membawa kita pada sebuah pilihan

antara ketidakpastian dan perpisahan

Jalan yang kau dan aku harus singgah

Memilih

Hingga perpisahan ini

Menjadi yang terbaik bagi kita

Meski pahit nyatanya

Minggu, 13 Februari 2011

Puisi Untuk Ibu

Mungkin benar aku egois
Hingga kusadari betapa sabarnya engkau menuntunku..
Mungkin terlalu pedas tutur kataku
Namun tak bosan kau suapkan madu dibatinku
Ibu...
Hingga kubesar tak satupun keluh kau ucap
Ibu...
Peluhmu kau curah demi kami anakmu yang kadang tak tau balas budi
Semua tak tergantikan...
Tak mungkin terganti
Ibu...
Tak tergambar kasih sayang dan pengorbanan yang kau beri
Hingga terlukis tawa kami mewarnai dunia ini
Ibu...
Jasamu tak terperi
Ibu...
Kau tak terganti

Engkau

Jika mutiara terindah disandingkan padamu

Tiada ia mampu mengalahkan kilaumu

Jika sejuta bintang berpadu memberikan sinarnya

tak pula mampu samai sinarmu itu

Kau yang terindah dari karunia Pencipta

Dan aku terkesima

selalu terkesima

Parasmu terindah bagiku

Dan lakumu suci kemilaunya

Disini di pucuk rindu

kukenangkan engkau dalam syair

Dalam lingkaran rindu yang kian menggebu.

Semua yang ada dalam hati hanya engkaulah tuju

Tak ingin yang lain,

karena bagiku hanya engkau jantung hatiku

Mengingatmu pada Seberkas Memori

Mengingatmu pada seberkas memori
Tak bisa kuterka semua yang kan terjadi di hadapan
Akankah kembali masa indah
Ataukah hanya menjadi rongrongan kesepian
Karena memang misteri semua ini
Semuanya nisbi dan tak bisa memecah menjadi sebuah kepastian

Dalam waktu yang bengis kuceritakan penatku dalam lamunan
Pada waktu yang enggan memberiku jawab pasti
Dalam hati kubisikkan
Aku hanya ingin raga ini berdiri pada bahagiaku
Yang kudambakan sejak pertama melihat indah wajahmu

Entak berapa banyak waktu tersisa
Entah seberapa lama lagi mimpi ini
Mungkin hingga akhir usia nanti
Entah tawa, ataukah sepi yang kan mengisi

Puisi Valentine

Inginku hanya Satu

Satu hati kau dan aku

Inginku hanya Satu

Senyum itu

Bukan diammu

Inginku hanya sedikit

Secuil cinta untukku

Bukan sebersit Tanya bagiku

Tentang sikapku

Inginku kau dan aku Satu

Satu dalam kedamaian cinta abadi

Penelusuran Blog/ Website